Selasa, 20 Februari 2024

Menyusui dan Menyapih Seren

Perjalanan menyapih adalah pengalaman hidup yang sangat memberatkan hati. Dari menyapih, aku belajar arti melepaskan yang pernah diperjuangkan dan dipertahankan. Sedikit flash back, perjalanan menyusui Seren di awal-awal adalah pengalaman yang sangat berat. Berhadapan dengan Jaudince dan Hyper-billirubin membuat aku harus berhenti menyusui. Komplikasi yang terjadi membuat asi ini harus dipompa namun tidak diminum. Ditambah covid yang memisahkan aku dari Serenity. Awal kehidupan anak ini sungguh berat dan aku berjuang demi hidupnya. Serenity juga pejuang kehidupan. Dia tangguh menghadapi hidup dan mau hidup.

Hingga dua tahun dilewati. Serenity belajar tidak "menyenyen". Tiga bulan sebelum penyapihan, kami selalu mensounding Serenity setiap hari, "Seren, kalau sudah dua tahun dan tiup lilin, artinya kamu sudah besar. Seren belajar berhenti menyenyen yah." Seminggu sebelum ulang tahunnya, aku mencoba menyapih di siang hari. Serenity menangis meraung-raung hingga 2,5 jam. Namun, kami cuman memeluknya dan menggendongnya hingga Serenity tertidur. Big thanks to zakkel baby, alat gendong yang ampuh. 

Malam harinya, dia masih tidur menyenyen. Namun, setelah dia tertidur, aku menangis kencang sekali, 2.5 jam pula. Aku tiba-tiba merasa sedih dan kehilangan. Ternyata aku pun harus belajar mengikhlaskan. Maka kudedikasikan malam itu untuk menangis kencang. Semua memori indah, haru dan lucu dari perjuangan menyusui terbayang kembali. Aku teringat di TU gereja, dia memanggil aku dengan sebutan si nyenyen. Saat air mata mengalir begitu deras, aku menyadari bahwa aku begitu menyayangi Serenity. More than I think before. Tampaknya menyapih adalah pengalaman "sarang kosong" pertama dari seorang ibu. Karena aku tahu, setelah ini Serenity akan semakin mandiri. 

Keesokan harinya, Serenity sudah mulai belajar tidur siang tanpa nyenyen. Setelah ulang tahunnya dirayakan di SBI di hari Sabtu, dia sangat senang. Dia tertawa saat kami cium. Dia tahu mama papanya sangat menyayanginya. Doaku: "Semoga Serenity bisa belajar melepas nyenyen yah. Semoga mama juga bisa melepas Serenity tidak menyenyen dengan ikhlas. Semoga Serenity sehat, bahagia, dan taat pada Tuhan Yesus." Malamnya, saya masih mengijinkan Serenity tidur dengan menyenyen. Sambil aku membisiki, "Minggu depan belajar tidak nyenyen di pagi hari yah. Minggu depannya tidak menyenyen di malam hari."

Amazing! Hari Senin, Serenity bangun dan langsung minta susu botol. Aku kaget setengah mati! Bangga, haru, campur sedih. Semuanya menjadi satu. Anak aku berproses dengan sangat cepat. Hari selasa pun dia sudah tidak mencari nyenyen di pagi hari. Di malam hari, Serenity mampu tidur dengan digendong Ibu pengasuh. Yang mana biasanya dia tidak pernah mau tidur kalau aku belum pulang. 

Seren, kamu sungguh-sungguh fast learner. Mama bangga padamu, karena kamu berani berproses. Mama tidak menyangka prosesnya secepat ini. Namun, satu yang mama tau, kita berdua belajar berproses sebagai ibu dan anak. I love you deeply to the moon and back. I hope you are growing well. Semoga minggu depan kita udah bisa jalan-jalan cuti ke tempat yang indah yah. Pengen banget mama bisa travelling bareng kamu dan papa nikmatin dunia ini. 

Terima kasih sudah menjadi salah satu alasan buat aku untuk mencintai kehidupan. Sekalipun ada banyak tantangan di gereja, juga saat ada yang melontarkan maki-makian yang kurang jelas dan tidak pakai data. Senyumanmu memberikan kekuatan untuk bertahan. 


Your loving mom,

YIR

20 Februari 2024


Jumat, 09 Februari 2024

Rabu Abu

Konteks Yoel 2:1-2, 12-17 menunjukkan bahwa pada saat itu orang Israel diminta untuk menceritakan kepada anak-cucu mereka tentang tulah belalang, atau locus plague. Belalang hewan yang sangat kecil, namun menyebabkan kehancuran semua kebun, pohon, dan ladang mereka. Tulah ini berdampak pada krisis ekonomi dan krisis pangan. Dikatakan makanan sudah lenyap, biji-bijian menjadi kering, dan lumbung-lumbung licin tandas. Hewan-hewan pun merasan dan gempar sebab tidak ada rumput. 

Saat membaca konteks kitab Yoel, saya tertegun. Manusia dan dunia ternyata rapuh. Karena itu, Yoel mengaitkan tulah yang dialami pada zamannya dengan panggilan pertobatan bagi seluruh umat. Mungkin kita bertanya, loh apa salah saya? Saya kan tidak mencuri, saya tidak berselingkuh, saya rajin beribadah Saudara, pertobatan bukan sekadar dilakukan atas apa yang sering kita sebut sebagai “dosa pribadi”. Dosa juga  terjadi karena suatu sikap merasa diri berkuasa dan mampu melakukan banyak hal sehingga kita tidak mengingat Sang Pencipta kita. Sikap merasa diri berkuasa ini pada ujungnya membentuk sistem-sistem yang dirasuk oleh roh jahat sehingga susah untuk diputuskan dan dihancurkan.

Kita membutuhkan kuasa Illahi yang sanggup memulihkan kita dan menghancurkan struktur demonik itu. Karena itu, pertobatan komunal diperlukan, sebagaimana yang diserukan Nabi Yoel. Akuilah kerapuhan kita di hadapan Allah. Karena, seberapapun berkuasanya kita, ingatlah bahwa kita ini rapuh dan tidak bisa mengontrol kehidupan ini. Nabi Yoel mengatakan, “Tiuplah sangkakala di Sion dan berteriaklah di gunung-Ku yang kudus! Sangkakala ditiup dan suara pertobatan diteriakkan di gunung Tuhan yang kudus agar semua orang menyadari pentingnya pertobatan komunal itu.

Namun perlu diingat, pertobatan komunal ini melibatkan dua sisi. Ritual dan Hati. Kita diajak untuk melakukan ritual bersama: berpuasa, dengan menangis, mengaduh, mengoyakan pakaian tanda dukacita. Namun ritual itu harus dilakukan dengan hati yang terarah kepadanya. Yoel berkata, “Koyakkanlah hatimu” berbaliklah pada Tuhan. 

Dan semua orang harus terlibat: anak-anak, bahkan anak-anak yang menyusu; baiklah penganten  laki-laki, penganten perempuan, imam, pelayan-pelayan TUHAN, diundang untuk menangis di antara balai depan dan mezbah. dan berkata: "Sayangilah, ya TUHAN, umat-Mu, dan janganlah biarkan milik-Mu sendiri menjadi cela,  sehingga bangsa-bangsa menyindir kepada mereka. Mengapa orang berkata di antara bangsa: Di mana Allah mereka?"

Sungguh menarik, bayi pun diminta untuk meratap dan menangis di hadapan Tuhan. Karena pertobatan bukan hanya perihal individu, namun semua orang. Inilah yang kita lakukan pada ritual rabu abu. Kita menorehkan abu di dahi kita, atau orang-orang di rumah termasuk anak-anak kita untuk mengingatkan akan kerapuhan kita di hadapan Tuhan. Kita masuk ke dalam ruang pertobatan untuk Kembali kepada Tuhan, dalam kerapuhan kita. Bukankah di dalam kerapuhan dan kegelapan hidup sampai kita memasuki titik “nothingness” titik dimana kita menyadari bahwa kita ini bukanlah orang yang memiliki kuasa atas hidup orang lain dan diri kita sendiri. Kita ini debu dan abu yang dicintai-Nya.  Selamat merenungkan makna rabu Abu. Tuhan memberkati.  


Jumat, 28 Januari 2022

Menyatakan Kebenaran

 Tanggal 23 Januari 2022 lalu, muncul sebuah memory di fb saya. Isinya, "It is better to tell the truth and makes someone cry, than lies and makes someone smile." Kutipan ini ditulis oleh Paulo Coelho. Saya merenung cukup lama, karena memang akhir-akhir ini saya merenungkan tentang kebenaran. Dulu, saya orang yang sangat apa adanya, blak-blakan dalam menyatakan sesuatu. Tidak heran, mungkin beberapa orang tidak menyukai saya. 

Sejak memasuki proses kependetaan, saya seperti menahan dalam-dalam keinginan untuk menyampaikan sesuatu yang benar. Padahal pada janji kependetaan, ada satu unsur untuk bereni menegur saat melihat kesalahan. Efeknya, ya secara psikologis saya tertekan. 

Di sisi lain, saya menyaksikan efek dari keengganan saya menyatakan kebenaran. Kejahatan terulang, ketidak-adilan terjadi, dan lain sebagainya. Sebagai contoh, ada kasus-kasus yang saya simpan, karena saya berharap orang-orang tersebut berubah. Faktanya harapan saya adalah harapan semu. Kekerasan terulang. Kalimat-kalimat kasar diungkapkan kembali. Spiritual abuse bahkan pelecehan seksual terulang. Menyaksikan hal-hal tersebut membuat saya menyesal dan saya ingin kembali belajar untuk menyatakan kebenaran yang sesuai dengan kehendak Tuhan.

Saya belajar bagaimana menyatakan kebenaran dengan kasih. Saya mengambil sebuah kelas, yang juduldya self-compassion. Di kelas itu diajarkan bagaimana menyatakan kekecewaan, kesedihan, kritik, dan kebenaran dengan baik. Saya mencoba mempraktikkannya, namun ternyata ga selalu sukses. Bagaimanapun juga, faktanya ada orang-orang yang sangat resistan dan tidak mau menerimanya. Di tengah resistensi ini, saya belajar satu hal: menyatakan kebenaran memang mengandung resiko. Tuhan Yesus pun mengambil resiko itu, saat Ia berani menyatakan kebenaran. Well, jujur sakit sih. Kadang yang dipandang teman pun mengambil langkah menutup diri dan menjauhi kita. Atau dałam taraf yang lebih jahat lagi, terkadang ada politik-politik yang diluncurkan untuk menutupi kebenaran itu. Namun, itu resiko dari menyatakan kebenaran. Akan ada yang hilang, namun akan ada yang didapat. Minimal, saya lega dan damai setelah menyatakan kebenaran. The sleepless night has already gone, because the truth is already revealed. 

Saya takut tahun ini akan menjadi tahun ketika saya harus mengungkapkan berbagai kebenaran. Doa saya, kiranya Tuhan menolong saya untuk jernih melihat kebenaran yang dari pada-Nya, kebenaran sejati yang membawa kehidupan. Kiranya saya juga yakin bahwa ungkapan kebenaran itu bukan berasal dari kekuatan dan kepandaian saya, namun karena Tuhan sendiri yang memunculkan kebenaran dan keadilan seperti terang dan siang. 

Kamis, 19 November 2020

Mengenang Pdt. Em. Purboyo Susilaradeya

Pak Pur, biasa begitu saya memanggilnya. Dosen yang sungguh jenaka. Dengan usilnya, dia mengganti namanya dengan poor-boy. Apakah hidupnya sangat kasihan? Saya tidak tahu. Yang saya tahu dia orang yang penuh kasih dan kesetiaan.

Pengalaman saya dengan dia tidak banyak, namun sangat berkesan. Dia dosen pembangunan jemaat yang mirip dengan dosen Bahasa Indonesia. Dia selalu memberikan catatan yang sangat kritis pada pemilihan kata-kata. Optimal bukan maksimal. Memerhatikan bukan memperhatikan. 


Sebagai dosen, dia kritis namun diwarnai dengan kerendahan hati. Saya ingat saat dia menguji saya pada saat siding skripsi, dengan rendah hati dia berkata, “Saya jadi belajar ulang tentang Trinitas, bertanya lagi kepada Joas.” Dengan cermat, dia memberi catatan kritis pada skripsi saya, sehingga akhirnya saya harus rela membuang satu bagian kecil dalam skripsi saya.

Setelah saya lulus, lama sekali kita tidak bercakap. Hingga akhirnya, kita bercakap kembali via zoom sebelum saya studi lanjut, di bulan Juni 2020. Pertanyaannya sederhana, “Mengapa kamu mengambil jurusan itu, dan mengapa memilih sekolah itu? Apakah kamu sudah memeriksa latar belakang sekolah itu?” Pertanyaan-pertanyaannya sederhana, tapi mendalam dan mengingatkan saya akan panggilan Tuhan yang sudah saya gumuli. Tak menyangka, itu hari terakhir kali saya bercakap dengannya. Tuhan memanggil Pak Purboyo dalam keabadian. Rest in peace Pak, seperti pesan Bapak di Youtube Channel Bapak, tidur dengan tentram. Bapak pasti dirindukan banyak orang.

Jakarta, 19 November 2020

Yesie Irawan Lie

 

 

Selasa, 21 April 2020

TIPS BELAJAR TOEFL IBT

Hari ini, saya mau menggenapi janji saya untuk membagikan  pengalaman saya ketika belajar TOEFL IBT (Test of English as a Foreign Language, Internet Based Test) selama kurang lebih 3 bulan. Well, saya nggak akan ngasih tips-tips instan yang bilang cukup belajar satu atau minggu gitu. Saya memberi tips sebagai orang yang pernah gagal berkali-kali. Jadi, buat kalian yang udah pernah ikutan TOEFL IBT dan gak nyampe target, tetap berusaha yah.  Kalau gagal, ya udah ikutin tipsnya lagu "Secukupnya" yang dinyanyikan oleh Hindia: "Kita semua gagal, ambil sedikit tissue, bersedihlah secukupnya".  

Saya ngalamin banget nangis-nangis karena gagal dapat nilai yang ditargetkan oleh kampus yang saya tuju yaitu 80. Pada saat pretest online dari website ETS pada saat pertengahan Nopember, nilai saya rendah banget. Total score nya aja cuman 71, dengan nilai terendah di Speaking. Kemudian tanggal 7 Desember 2019 saya ikutan TOEFL IBT di Menara Imperium (Indonesia International Education Foundation) dan saya ngalamin kegagalan untuk kedua kalinya. Nilai saya hanya 74 (dengan reading 18, listening 16, speaking 19 dan writing 21). Alhasil, begitu mau test ketiga di tanggal 21 Desember 2020, saya stress berat. Bahkan saya ngalamin nggak bisa tidur 24 jam sebelum hari H test. Akhirnya, setelah 2 minggu stress karena nunggu hasil TOEFL IBT yang keluarnya lebih lama akibat liburan Natal, saya pun beroleh sukacita. Nilai TOEFL IBT saya yang terakhir 88 (reading: 21, listening 22, speaking 24, writing 21). 

Kalau teman-teman lihat, progress nilai TOEFL saya cukup menanjak dalam waktu kurang lebih sebulan. Nah, saya mau bagiin deh rahasianya. 
Tips pertama
Hal pertama yang harus dilakukan adalah berdoa dan berserah. Asli saya ngalamin banget pentingnya berdoa dan berserah. Saat persiapan tiga bulan, saya ngalamin banyak banget masalah sehingga belajar tiga bulan itu aslinya ga efektif tiga bulan. Ada beberapa minggu yang saya bolong ga belajar sama sekali karena harus beresin-beresin masalah itu. Saat ada banyak masalah dan pikiran, asli susah banget belajar TOEFL IBT yang membutuhkan konsentrasi tinggi. Namun, karena pertolongan Sang Pencipta, saya bisa melaluinya. Saya menyarakan agar para pejuang TOEFL IBT rajin-rajin meditasi dan berdoa sesuai agama dan kepercayaannya masing-masing untuk beroleh ketenangan dan kekuatan. 

Tips kedua
Beli dan berlatihlah dari buku-buku yang oke buat belajar TOEFL IBT. Saya belajar dari beberapa buku-buku di bawah ini:
1. Buku Barron, 15th edition. Menurut saya, buku ini adalah buku yang paling gampang kalau dibandingkan dengan buku yang lainnya. Buku ini bisa jadi buku pertama yang kita pakai untuk memahami strategi belajar dan bentuk soal TOEFL IBT. Di buku ini, kita diajarin cara taking notes dan tips-tips lainnya. Jadi, buat basic, buku ini oke banget. Tambahan lagi, kalau beli buku ini, kita juga mendapatkan CD latihan soal yang bisa kita pakai. Dalam CD ini, kita juga bisa tahu hasil prediksi nilai reading sama listening kita.




2. Buku yang kedua Cambridge Preparation for the TOEFL Test. Kekuatan buku ini adalah pada vocabulary nya. Asli vocabnya susah-susah banget. Namun, salah satu kunci agar kita bisa dapat score TOEFL yang bagus adalah dengan menguasai vocabulary yang banyak, khususnya yang dipakai di dunia akademis. Buku ini membantu saya banget, karena latar belakang pendidikan saya kan teologi, nah persoalannya dalam TOEFL IBT, mereka ga pandang bulu latar belakang pendidikan kita apa. Jadi, seorang pendeta kayak saya, harus bisa memahami vocab yang bersangkutan dengan geologi, biologi dan bahkan astronomi. Nangis bombay kan. Untungnya buku ini menolong banget. Sama dengan buku sebelumnya, buku ini juga dilengkapi dengan CD untuk latihan. 

 3. Buku yang ketiga adalah the Official Guide to the TOEFL Test. Nah, pas pertama nyobain test di buku ini, berasa gampang. Dan saya sempat berleha-leha. Tapi, please banget jangan mengulangi kesalahan saya. Namanya juga Official Guide, ya masih panduan gitu. Tiga test awal dari buku ini terasa mudah, tapi sisanya susah. Hahahaha.... Saya merekomendasikan beli buku ini karena buku ini dikeluarkan oleh ETS secara resmi dan soal-soalnya adalah bekas soal yang pernah dipakai test sebelumnya. Yang keren dari buku ini, mereka kasih detil cara menghitung nilai reading dan listening. Sama seperti buku-buku sebelumnya, ada CD latihannya juga loh. 



4. Buku yang keempat dan kelima, adalah buku Official TOEFL IBT TestVolume I dan II. Saya menghabiskan minggu-minggu terakhir persiapan dengan menggunakan buku ini. Soalnya, menurut saya cukup sulit. Akan tetapi, kita akan bisa merasakan sensasi TEST TOEFL IBT yang sesungguhnya saat kita ngisi soal yang ada dalam CD nya. Soal-soalnya juga merupakan soal-soal TOEFL yang sudah lama berlalu. Tapi masih oke lah buat dipakai. Jadi buku ini wajib banget kalian beli. 






Tips Ketiga
Berhubung nilai speaking saya ancur banget, saya akan membagikan cara agar meningkatkan score speaking kita. Saya awalnya score speaking pada saat pretest itu cuman 14. Di test terakhir, melonjak signifikan sampai 24. Kalau kalian merasa belepotan pada saat speaking, ini wajar banget karena kita kan biasanya bicara pakai bahasa Indonesia atau bahasa daerah. Selain itu, pendidikan Bahasa Inggris di Indonesia kan cuman menekankan grammar (yang menurutku salah total). Padahal, belajar bahasa asing harusnya dimulai dari denger dan ngomong, kayak bayi yang baru belajar bahasa. 

Jadi untuk meningkatkan nilai speaking kita mulailah dengan thinking in English, jangan suka menerjemahkan dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris. Ingat, kita bukan google terjemahan. Jadi, pas bangun pagi, saya selalu melihat sekeliling kamar saya dan menyebut benda-benda dalam bahasa Inggris, mulai dari bed, cup, bible, door, etc. Latihan ini melatih otak kita untuk berpikir dalam bahasa Inggris. Cobalah buat cuek, di manapun sebut pake mulut, jangan di dalam hati doank karena ini beda dampaknya. 

Di bulan Nopember akhir, saya baru nemu satu komunitas belajar Bahasa Inggris yang keren banget: https://speakingclubonline.com/  Di sini Borris dan Cherry (host nya) memberikan topik-topik khusus untuk dibahas gitu. Dulu, saya bayar kurang lebih 14 USD per bulan dan bisa ambil topik dan waktu sesukanya. Tapi kabar baiknya, selama masa Covid 19 ini, mereka menggratiskan biayanya. Jadi, kita bisa ngobrol sama orang-orang dari mancanegara dalam bahasa Inggris. Sebagian besar dari peserta adalah pejuang TOEFL IBT dan pejuang IELTS. Jadi group ini positif banget dan sampai sekarang kalau lagi ga ada tugas, saya pasti masih ikutan. 

Tips Keempat
Tips keempat ini buat meningkatkan nilai listening kita. Caranya sederhana banget tapi butuh konsistensi: dengerin podcast dan youtube dalam bahasa Inggris. Bersyukur banget, Tuhan itu tahu banget apa yang saya butuhkan. Tiba-tiba cici sepupu saya: Yael, nawarin spotify gretong gitu, karena dia beli paket untuk family. Mantep banget dah penyertaan Tuhan.

Well, balik lagi soal dengerin podcast, dengerin podcast juga ga gampang. Awal-awal saya langsung dengerin national geographic dan siaran BBC, tanpa teks. Alhasil saya stress banget karena sebenarnya kemampuan mendengarkan dalam bahasa Inggris saya gak sebagus itu. Jadi saya mengganti metode belajar saya. Saya mendengarkan dari siaran dan film yang sangat sederhana: film dan podcast untuk anak-anak. Kalau kalian langganan spotify, bisa cek beberapa channel ini:
a. Brains on! (buat anak-anak lucu banget asli)
b. Brain stuff
c. On being with Krista Tippet
d. BBC news dan National Geographic

Cobain sesuai urutan yah biar gak kaget hahaha....
Sambil dengerin, coba belajar taking notes, alias mencatat hal-hal yang penting. Hal ini berguna banget loh. 

Tips kelima
Tips kelima ini buat ningkatin writing. Cobalah berpikir sistematis dan simple saat membuat sebuah tulisan. Gaya tulisan orang Amerika itu to the point dan tidak mengulang-ulang. Kemudian, kuasai vocab baru setiap harinya. Catat itu vocab dan buat kayak list dengan kreativitas kamu. Asli saya bawa itu vocab kemana-mana, sampai dijadiin gantungan kunci. LOL. Bahkan, rapat pun saya bawa, sampai disenyumin orang lain. Hahaha... Tapi bodo amat, yang penting usaha kan...Heuheuheu...

Tips keenam
Untuk memperkuat reading, rajin-rajin baca berita dalam bahasa Inggris, bahkan kalau bisa baca buku teks dalam bahasa Inggris. Ini membantu banget. Nah, kalau mau tau tips detil soal strategi reading, silakan baca buku-buku yang sudah saya rekomendasikan. 

Nah selain membagikan enam tips itu, kita juga sebaiknya mencari tempat test TOEFL IBT yang paling nyaman. Menurut aku, tempat TEST TOEFL yang paling nyaman itu di Menara Imperium (Indonesia International Education Foundation). Kenapa? Karena yang ikutan testnya sedikit banget dan ruangannya bersih plus privat banget. Kalau di tempat lain, yang ikutan test bisa puluhan orang. Jadi kebayang kan perjuangan konsentrasi kita itu dahsyat banget. Kalau kita speaking dan semua orang di ruangan itu speaking juga. Dahsyat bener deh. 

Tapi sih, menurut saya ujung-ujungnya balik ke Tuhan. Waktu saya ikut test di menara Emporium, nilai saya ga sampai target. Nah, pas saya ikutan test TOEFL kedua di daerah PIK, malah lolos. Padahal yang ikut sampe kayak se-RT bos. hahaha... 

Terakhir, saya membagikan tips ini sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan karena saya tahu tanpa pertolongan Tuhan, nggak mungkin juga rasanya bisa mencapai nilai segitu. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan spesial untuk  mbak Isti, sahabat saya yang membantu perjuangan dan nggak lelah ngajarin saya TOEFL IBT. Tak lupa saya juga mendoakan rekan-rekan sekalian para pejuang TOEFL IBT, semangat.... Selamat belajar di masa pandemi Covid 19. Selesai Covid 19, semoga nilai TOEFL IBT nya bagus yah..

Jakarta, 21 April 2020
YIR

Selasa, 12 November 2019

Sampah-sampah Ibukota

Art is always beautiful, because art conveys smart and deep critics to our society. With a symbolic language, art understands voice of the pain. Art embrace our pain in society and reflect that in the beauty of creations. For instance, yesterday I watched theater in Taman Ismail Marzuki. This theater presented by Teater Koma, my favorite theater group in Indonesia. They showed appaling reality of life that felt by the poor people in Jakarta. 


They decorated the stage with perfect and delicate decorations. They succeed to make the stage similar with a slump area. They contrasted the slum area (a dirty river, several bad houses under the bridge) with the high class area. Actualy, it is near with the factual condition. 


Although it was a fabulous story, it described our reality. Purity of heart possessed by the rich and the poor. On the other hand, we found many injustice and foolish done by both of them. Juroh and Jian are example of the sincere people. One mandor is also described having a good heart. Some turbulences must be appear in their mind and heart. Why good people be the victim of injustice. Why the wicked judge is accepted and acknowledge? They only had a simple dream. They just wanted to live happily with their small amount of money. Nevertheless, why the consecutive problems appear without ending?  

My heart is torn.

The tears seeps into my skins

My head is filled by questions

about God

about live

about victim

about His plan

about injustice

about depression

YIR

Jumat, 01 November 2019

Why bad people exist in this world?

Maybe you have already hear this question, "Why bad things happened to good people?" Many theories explain some answers. I do not intend to talk about that in this passage. Maybe this writing just like sparks in my mind. Come from my depression when I see the injustice in life. I feel exhausted because too much violence, harm and tricky politics in this world. Thus, my question is why bad people exist in this world? Why God does not demolish them?

You may say that I do not have love because thinking something bad to them. Nevertheless, the psalms in the Bible also said and felt the same things like me. I just try to be honest to myself and my God. I am sad and really angry. Sometimes, I hesitate God's love and mercy. Is divine intervention really exist?

I am not the strongest person in this world. Although I work as a pastor, I struggle with so many spiritual questions. My heart is broken into million pieces every time I hear some words: forgiveness, trust to His time, etc. I can not stand to finish my writing now. In a deep sorrow and sadness, I just want to feel God's eternal peace.

Hold me tight oh Lord,
although I still can not understand this process.
Hold me tight oh Lord,
although I still can not accept this condition.
Hold me tight oh Lord,
although I still do not know Your will.
Hold me tight oh Lord,
although I am trapped in my anger and disappointed
Hold me tight
Hold me tight