Jumat, 02 Agustus 2013

Imajinasi Kreatif terhadap Pengikut Kristus



Tuhan Yesus dan para penulis Alkitab menggunakan berbagai perlambang terhadap pengikut Kristus. Misalnya saja, pengikut Kristus digambarkan sebagai anggota tubuh (Efesus 1:23), garam dan terang (Matius 5:13-16), ranting dari Pokok Anggur (Yohanes 15:15), batu-batu hidup (1 Petrus 2:5b), prajurit Kristus (Efesus 6:10), atlet, sebagai kawanan domba Allah dan lain sebagainya. Berbagai perlambang ini digunakan agar orang-orang pada zamannya semakin terdorong untuk sungguh-sungguh menghadirkan kasih Allah di dalam kehidupannya. Apalagi manusia diciptakan seturut dengan gambar dan rupa Allah. Wajah Allah pun tercoreng jika hal yang kita lakukan tidak sesuai dengan spirit cinta kasih Allah.
                   Apa yang saya deskripsikan di atas menunjukkan bahwa para penulis Alkitab adalah orang-orang yang kreatif. Mereka menggunakan imajinasinya secara kreatif dan kontekstual untuk menjelaskan siapa diri mereka dan hakikat keberadaan mereka di dunia ini. Hal-hal tersebut netral adanya. Garam, terang, atlet, dan lain sebagainya adalah hal yang netral. Namun, tergantung kita memberi makna terhadapnya. Yang penting adalah bagaimana kita memaknainya dengan sudut pandang yang positif. Menurut saya, kreatifitas ini perlu dikembangkan dari zaman ke zaman. Apalagi, orang Kristen hidup di dunia yang berubah dan dinamis.
                Salah satu problem yang muncul adalah banyak gambaran yang tidak dipahami oleh orang yang hidup di dunia kontemporer. Misalnya saja, saya yang dilahirkan di kota besar kurang memahami simbol ranting anggur karena saya tidak pernah melihat pohon anggur. Apalagi generasi selanjutnya yang kini sudah sangat jarang berkenalan dengan simbol-simbol semacam itu. Walaupun demikian, simbol-simbol yang dituliskan oleh para penulis Alkitab pada masanya tetaplah penting dan masih dapat diwarisi dari generasi ke generasi. Misalnya, kendala ini dapat dihadapi dengan visualisasi dan penceritaan.
Namun, bagi saya rasa-rasanya kita perlu meneruskan spirit kreatifitas Kristus dan para penulis Alkitab. Mengapa kita tidak membebaskan diri kita untuk berimajinasi secara kreatif sesuai dengan konteks zaman kita? Saya terinspirasi dari sebuah acara sweet seventeen seorang remaja di tempat saya melayani saat ini. Di dalam acara itu, MC bertanya kepada para undangan, “Seperti apakah kamu menggambarkan temanmu yang berulang tahun?” Ia berkata, seperti ATM karena temannya penting baginya. WOW, suatu hal yang kreatif bukan?
Kembangkanlah imajinasi sekreatif dan sekontekstual mungkin. Misalnya, kita dapat mengimajinasikan diri kita sebagai Wikipedia, memberikan informasi dan pengetahuan yang kita punya untuk semua sahabat. Bagi saya, tidak masalah kita mengimajinasikan bahwa pengikut Kristus seperti BH sekalipun yang berfungsi untuk melindungi dan menopang. Yah, bukankah kita memang bertugas untuk melindungi dan menopang orang lain yang perlu ditopang? Yang penting, bebaskanlah diri kita dari tembok-tembok kekakuan yang membelenggu kita untuk berpikir kreatif. Jadi orang Kristen harus kreatif dan kontekstual bukan?
Jakarta, 2 Agustus 2013

YIL