Sabtu, 21 Mei 2016

Ketika Relasi Menjadi Begitu Rumit


Kadang relasi menjadi begitu rumit.
Seperti benang yang melilit dan sukar diurai.
Mediasi diusahakan berkali-kali.
Perjumpaan demi perjumpaan ditempuh.
Dan Air mata mengalir tak terhenti.
 
Namun, kemarahan menyergap dan membungkus hati.
Menyisakan neraka di dalam hidup
Manis senyum terhias hanya sekejap
Digantikan umpatan yang menyakitkan
Dan bekunya perang dalam diam
 
Kadang relasi menjadi begitu rumit
Ada orang tua dan anak yang saling mengepalkan tangan
Ada kekasih yang memalingkan wajah
Ada saudara yang saling menunjuk dengan otot yang meregang
Ada kelompok yang baku hantam dengan pedang
 
Tuhan, di manakah rekonsiliasi itu?
Ketika masing-masing menggenggam rasa sakit
Ketika satu pihak menerima namun pihak lain menahan
Dalam titik penghabisan yang diusahakan berkali-kali
Tersisa hanya arang yang hampir padam
 
Barangkali, manusia harus berpasrah
Untuk menerima bahwa rekonsiliasi adalah anugerah
Tidak dapat dipaksakan dengan jemari
Karena barangkali rekonsiliasi adalah anugerah
Saat relasi menjadi begitu rumit.
 
Jakarta, 21 Mei 2016
YIL