Sabtu, 17 Februari 2018

Valentine dan Rabu Abu


Tentu saja, kita tahu hari Valentine, hari di mana orang merayakan keindahan cinta kasih di antara umat manusia. Maka tak heran kita menemukan dekorasi berbentuk hati di mana saja. Tak jarang, valentine mengalami pendangkalan makna, dari perayaan hari kasih sayang menjadi perayaan romantisme yang dijadikan komoditi bisnis.   
Bagaimana dengan Rabu Abu? Rabu Abu menandai hari pertama dalam rangkaian masa raya Paska yang dimulai dengan berpuasa. Rabu Abu mengingatkan kita akan kefanaan manusia, manusia diciptakan dari debu tanah dan akan kembali kepada debu tanah. Debu itu kecil, rapuh, kotor sama seperti manusia. Manusia makhluk yang kecil, rapuh dan penuh dosa. Namun, karena cinta Tuhan, maka yang kecil, rapuh dan kotor itu dijadikan-Nya menjadi ciptaan yang berharga.
Pada tahun ini, valentine dan rabu abu jatuh pada hari yang sama. Barangkali memang kebetulan, namun kebetulan ini sangatlah menarik. Mengapa menarik? Karena justru kita mengingat bahwa hari ini, yang merayakan hari kasih sayang adalah orang-orang yang rapuh, fana, kecil dan penuh dosa. Ketika bertengkar dengan sesama, barangkali kita merasa bahwa diri kita yang benar. Namun, saat ini kita diingatkan untuk saling mengasihi satu dengan yang lainnya serta menerima kekurangan dan kelebihan satu dengan yang lainnya. Kurangilah ambisi dan tuntutan yang tinggi kepada sesama serta diri sendiri. Perbesarlah cinta dan syukurilah kehadiran orang-orang di sekitar kita. Ingat, manusia yang rapuh itu menjadi berarti karena cinta Tuhan.
YIR  



Kamis, 15 Februari 2018

Kisah Persahabatan dalam Narasi-narasi Kecil


Kita tentu saja, mengetahui deretan nama nabi yang terkenal seperti Musa, Elia, Elisa, Yunus, dan lain sebagainya. Namun, Alkitab mencatat juga nama-nama nabi yang barangkali jarang kita dengar. Salah satu nabi yang jarang kita dengar namanya adalah Nabi Oded. Nabi Oded adalah nabi yang hidup dalam masa pemerintahan Raja Asa. Namanya hanya disebut tiga kali dalam Alkitab, sehingga kisahnya masuk dalam narasi kecil yang barangkali jarang kita perhatikan. Akan tetapi, pesan yang disampaikan oleh Nabi Oded dalam 2 Tawarikh 28: 9-14 sangatlah kuat. Ia menyampaikan pesan persahabatan kepada bala tentara Kerajaan Israel Utara yang baru saja menang dan membawa sejumlah tawanan yang diperbudak  dari Yehuda. Nabi Oded dengan berani menyuarakan suara Tuhan yang berisi pesan persahabatan. Ia memprotes perlakuan para tentara kepada para tawanannya. Ia mengatakan bahwa tawanan itu adalah saudara mereka juga. Karena itu, ia mendorong para tentara untuk mengembalikan para tawanan itu. Bahkan sebelumnya, mereka mengobati para tawanan itu serta membagikan pakaian, sepatu, makanan, dan minuman kepada para tawanan yang memerlukannya. Setelah itu, barulah tentara Israel Utara itu kembali ke tempat tinggalnya di daerah Samaria.
                Seperti sepenggal kisah Nabi Obed dalam Alkitab, narasi-narasi kecil yang bermakna juga dapat kita temukan dalam berbagai narasi besar lainnya. Sebagai contoh, beberapa hari yang lalu saya bersama dengan guru-guru SBI Kasih Yesus mengunjungi museum Benteng Heritage di Tanggerang. Di Museum itu, pemandu museum menjelaskan kisah pelayaran Laksamana Ceng Ho dan armada kapalnya yang besar (bahkan lebih besar daripada kapal Victoria milik Colombus!). Satu hal yang menarik, saya membaca sebuah narasi dalam sebuah papan penjelasan besar yang tidak dijelaskan secara lisan oleh pemandu tur museum. Dikisahkan bahwa Laksamana Ceng Ho adalah penganut Muslim yang taat dan ia tidak pernah membawa misi ekspansi atau penjajahan. Ia justru membawa misi persahabatan saat berlayar. Ia mau berbagi ilmu dengan mengajarkan kepada orang-orang yang ia jumpai di darat mengenai teknik pertanian dan peternakan. Loh koq bisa? Tentu saja, karena di dalam kapalnya ada ladang pertanian. Woww....

                Narasi-narasi kecil lintas agama dan etnis itu mengajarkan kepada kita semua bahwa nilai-nilai cinta kasih dan persahabatan hadir di sepanjang sejarah umat manusia. Kekerasan-kekerasan atas nama agama yang terjadi akhir-akhir ini, seharusnya tidak menyurutkan semangat kita untuk menyerukan bahwa kita mensyukuri persahabatan di tengah perbedaan. Selamat mensyukuri makna cinta kasih dan persahabatan Allah, sambil mengingat tagline GKI Kayu Putih untuk periode tahun pelayanan mendatang. semua sahabat, sahabat semua