Tentu saja, kita tahu hari
Valentine, hari di mana orang merayakan keindahan cinta kasih di antara umat
manusia. Maka tak heran kita menemukan dekorasi berbentuk hati di mana saja.
Tak jarang, valentine mengalami pendangkalan makna, dari perayaan hari kasih
sayang menjadi perayaan romantisme yang dijadikan komoditi bisnis.
Bagaimana dengan Rabu Abu? Rabu
Abu menandai hari pertama dalam rangkaian masa raya Paska yang dimulai dengan
berpuasa. Rabu Abu mengingatkan kita akan kefanaan manusia, manusia diciptakan
dari debu tanah dan akan kembali kepada debu tanah. Debu itu kecil, rapuh,
kotor sama seperti manusia. Manusia makhluk yang kecil, rapuh dan penuh dosa. Namun,
karena cinta Tuhan, maka yang kecil, rapuh dan kotor itu dijadikan-Nya menjadi
ciptaan yang berharga.
Pada tahun ini, valentine dan
rabu abu jatuh pada hari yang sama. Barangkali memang kebetulan, namun kebetulan
ini sangatlah menarik. Mengapa menarik? Karena justru kita mengingat bahwa hari
ini, yang merayakan hari kasih sayang adalah orang-orang yang rapuh, fana,
kecil dan penuh dosa. Ketika bertengkar dengan sesama, barangkali kita merasa
bahwa diri kita yang benar. Namun, saat ini kita diingatkan untuk saling
mengasihi satu dengan yang lainnya serta menerima kekurangan dan kelebihan satu
dengan yang lainnya. Kurangilah ambisi dan tuntutan yang tinggi kepada sesama
serta diri sendiri. Perbesarlah cinta dan syukurilah kehadiran orang-orang di
sekitar kita. Ingat, manusia yang rapuh itu menjadi berarti karena cinta Tuhan.
YIR