Tuhan Yesus dan para penulis Alkitab menggunakan berbagai perlambang
terhadap pengikut Kristus. Misalnya saja, pengikut Kristus digambarkan sebagai
anggota tubuh (Efesus 1:23), garam dan terang (Matius 5:13-16), ranting dari
Pokok Anggur (Yohanes 15:15), batu-batu hidup (1 Petrus 2:5b), prajurit Kristus
(Efesus 6:10), atlet, sebagai kawanan domba Allah dan lain sebagainya. Berbagai
perlambang ini digunakan agar orang-orang pada zamannya semakin terdorong untuk
sungguh-sungguh menghadirkan kasih Allah di dalam kehidupannya. Apalagi manusia
diciptakan seturut dengan gambar dan rupa Allah. Wajah Allah pun tercoreng jika
hal yang kita lakukan tidak sesuai dengan spirit cinta kasih Allah.
Apa yang saya deskripsikan
di atas menunjukkan bahwa para penulis Alkitab adalah orang-orang yang kreatif.
Mereka menggunakan imajinasinya secara kreatif dan kontekstual untuk menjelaskan
siapa diri mereka dan hakikat keberadaan mereka di dunia ini. Hal-hal tersebut
netral adanya. Garam, terang, atlet, dan lain sebagainya adalah hal yang
netral. Namun, tergantung kita memberi makna terhadapnya. Yang penting adalah
bagaimana kita memaknainya dengan sudut pandang yang positif. Menurut saya,
kreatifitas ini perlu dikembangkan dari zaman ke zaman. Apalagi, orang Kristen
hidup di dunia yang berubah dan dinamis.
Salah satu problem yang muncul
adalah banyak gambaran yang tidak dipahami oleh orang yang hidup di dunia
kontemporer. Misalnya saja, saya yang dilahirkan di kota besar kurang memahami simbol
ranting anggur karena saya tidak pernah melihat pohon anggur. Apalagi generasi
selanjutnya yang kini sudah sangat jarang berkenalan dengan simbol-simbol
semacam itu. Walaupun demikian, simbol-simbol yang dituliskan oleh para penulis
Alkitab pada masanya tetaplah penting dan masih dapat diwarisi dari generasi ke
generasi. Misalnya, kendala ini dapat dihadapi dengan visualisasi dan
penceritaan.
Namun, bagi saya rasa-rasanya kita perlu meneruskan spirit kreatifitas
Kristus dan para penulis Alkitab. Mengapa kita tidak membebaskan diri kita untuk
berimajinasi secara kreatif sesuai dengan konteks zaman kita? Saya terinspirasi
dari sebuah acara sweet seventeen seorang remaja di tempat saya melayani saat
ini. Di dalam acara itu, MC bertanya kepada para undangan, “Seperti apakah kamu
menggambarkan temanmu yang berulang tahun?” Ia berkata, seperti ATM karena temannya
penting baginya. WOW, suatu hal yang kreatif bukan?
Kembangkanlah imajinasi sekreatif dan sekontekstual mungkin. Misalnya, kita dapat mengimajinasikan diri kita sebagai Wikipedia,
memberikan informasi dan pengetahuan yang kita punya untuk semua sahabat. Bagi
saya, tidak masalah kita mengimajinasikan bahwa pengikut Kristus seperti BH
sekalipun yang berfungsi untuk melindungi dan menopang. Yah, bukankah kita memang
bertugas untuk melindungi dan menopang orang lain yang perlu ditopang? Yang
penting, bebaskanlah diri kita dari tembok-tembok kekakuan yang membelenggu
kita untuk berpikir kreatif. Jadi orang Kristen harus kreatif dan kontekstual bukan?
Jakarta, 2 Agustus 2013
YIL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar