\Kali ini, saya merayakan ulang tahun saya dengan berlibur di
Bali bersama dengan sahabat-sahabat saya. Sebagai orang yang suka dengan jadwal
yang terperinci, saya sudah menjadwalkan rute perjalanan kami. Seorang teman
berkata, “Ini ciri khas pendeta GKI, jelas dan rinci. Wkwkwkwkw….” Di hari pertama,
kami pergi ke Butterfly Park, Kemenuh. Lalu kami lanjutkan ke Air Terjun Kato
Lampo dan kemudian kami menuju ke tanah Lot. Setiap perjalanan punya arti dan
membawa makna tersendiri di hari ulang tahun saya itu. Dan saya anggap itu
sebagai kado ulang tahun dari Tuhan. Okay, saya akan menceritakan secara
singkat apa hadiahnya.
Pertama, saya bahagia karena saya dikelilingi kupu-kupu di
hari ulang tahun saya. Bahkan, kupu-kupu itu nangkring manis di jemari saya. Ini
kali kedua saya merasakan kupu-kupu hinggap di jari saya. Sebelumnya saya
pernah merasakannya di Singapore, saat saya jalan-jalan sendiri untuk melakukan
healing bagi diri sendiri. Kupu-kupu selalu punya arti buat saya. Kupu-kupu
juga mampir di dalam gedung gereja pada saat penahbisan saya dan tertangkap
kamera oleh salah seorang rekan penatua. Hal yang paling menarik adalah saat saya diberikan
penjelasan bahwa kupu-kupu khas Bali, yakni kupu-kupu Barong hanya hidup selama
5 hari. Dan sebagai anak teologi yang udah biasa berefleksi, tiba-tiba di
kepala saya muncul hal ini, “Mereka lahir untuk keindahan dan mati untuk
keindahan. Bahkan, mereka mati dalam sebuah arti.” Hmmm, barangkali refleksinya
dipengaruhi masa-masa ulang tahun kali yah wkwkwkw…
Kedua, saya dan teman-teman bersyukur karena bisa
menyaksikan sepotong kisah dari upacara ngaben. Kalau nonton tari kecak dan
tari barong pasti udah biasa donk yah. Tapi kali ini bener-bener luar biasa karena
melihat upacara ngaben. Jadi, saat menuju Air terjun kato lampo, mobil kami
tiba-tiba diberhentikan karena akan ada arak-arakan upacara ngaben. Dan asli upacaranya
keren banget. Kalau kata anak gaul sih kapanlagi.com
Ketiga, saya dan teman-teman mengalami pengalaman mistis. Jadi,
saya ini ceritanya sok-sok gaya nyetir di Bali. Dari air terjun Kato Lampo yang
indah banget, kami menuju ke Tanah Lot. Entah gimana kami salah mengatur
GPSnya. Rupanya ada banyak sekali pure Tanah Lot, yang tidak selalu di Tanah
Lot. Yang menarik, kami diarahkan ke sebuah pure yang ada di dalam sebuah gang.
Hanya saja, karena ada mobil di depan mobil kami, maka kami ikutan masuk. Ternyata….
Mobil di depan kami tiba-tiba menghilang, saat kami keselang satu motor. Dan anehnya,
asli aneh banget! Itu jalan buntu dan hanya ada jalan untuk motor. Di situlah
kami celingak-celinguk. Saya sendiri bukan pengemudi yang pintar untuk
memundurkan mobil. Alhasil saya hanya diam di mobil sambal berdoa dalam
kepanikan. “Duh, Tuhan gimana nih mundurnya. Mana kanan kiri sawah.” Di
belakang kami pun motor-motor sudah mengantri hingga menimbulkan kemacetan. Akhirnya,
ada seorang pengemudi motor yang sangat baik. Dia menawarkan saya untuk
membantu memundurkan mobil rental yang saya pinjam. Asli itu sih puji Tuhan
banget. Pengalaman mistis ini sih serem juga. Tapi melalui pengalaman ini, saya
belajar bahwa di dalam hidup ini, pertolongan Tuhan selalu ada buat
anak-anak-Nya. Saya percaya juga, bahwa sekalipun saya ga tahu masa depan saya,
sekalipun gak ada GPS untuk masa depan, dan sekalipun yang saya doakan pun
belum dijawab, tapi saya percaya akan selalu ada pertolongan Tuhan. Well, di hari terakhir juga ada kisah lain yang sama mendebarkannya, tapi biarlah teman saya yang berulang tahun di tanggal itu yang menuliskan kisah pertolongan Tuhan itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar