Kamis, 19 November 2020

Mengenang Pdt. Em. Purboyo Susilaradeya

Pak Pur, biasa begitu saya memanggilnya. Dosen yang sungguh jenaka. Dengan usilnya, dia mengganti namanya dengan poor-boy. Apakah hidupnya sangat kasihan? Saya tidak tahu. Yang saya tahu dia orang yang penuh kasih dan kesetiaan.

Pengalaman saya dengan dia tidak banyak, namun sangat berkesan. Dia dosen pembangunan jemaat yang mirip dengan dosen Bahasa Indonesia. Dia selalu memberikan catatan yang sangat kritis pada pemilihan kata-kata. Optimal bukan maksimal. Memerhatikan bukan memperhatikan. 


Sebagai dosen, dia kritis namun diwarnai dengan kerendahan hati. Saya ingat saat dia menguji saya pada saat siding skripsi, dengan rendah hati dia berkata, “Saya jadi belajar ulang tentang Trinitas, bertanya lagi kepada Joas.” Dengan cermat, dia memberi catatan kritis pada skripsi saya, sehingga akhirnya saya harus rela membuang satu bagian kecil dalam skripsi saya.

Setelah saya lulus, lama sekali kita tidak bercakap. Hingga akhirnya, kita bercakap kembali via zoom sebelum saya studi lanjut, di bulan Juni 2020. Pertanyaannya sederhana, “Mengapa kamu mengambil jurusan itu, dan mengapa memilih sekolah itu? Apakah kamu sudah memeriksa latar belakang sekolah itu?” Pertanyaan-pertanyaannya sederhana, tapi mendalam dan mengingatkan saya akan panggilan Tuhan yang sudah saya gumuli. Tak menyangka, itu hari terakhir kali saya bercakap dengannya. Tuhan memanggil Pak Purboyo dalam keabadian. Rest in peace Pak, seperti pesan Bapak di Youtube Channel Bapak, tidur dengan tentram. Bapak pasti dirindukan banyak orang.

Jakarta, 19 November 2020

Yesie Irawan Lie

 

 

Selasa, 21 April 2020

TIPS BELAJAR TOEFL IBT

Hari ini, saya mau menggenapi janji saya untuk membagikan  pengalaman saya ketika belajar TOEFL IBT (Test of English as a Foreign Language, Internet Based Test) selama kurang lebih 3 bulan. Well, saya nggak akan ngasih tips-tips instan yang bilang cukup belajar satu atau minggu gitu. Saya memberi tips sebagai orang yang pernah gagal berkali-kali. Jadi, buat kalian yang udah pernah ikutan TOEFL IBT dan gak nyampe target, tetap berusaha yah.  Kalau gagal, ya udah ikutin tipsnya lagu "Secukupnya" yang dinyanyikan oleh Hindia: "Kita semua gagal, ambil sedikit tissue, bersedihlah secukupnya".  

Saya ngalamin banget nangis-nangis karena gagal dapat nilai yang ditargetkan oleh kampus yang saya tuju yaitu 80. Pada saat pretest online dari website ETS pada saat pertengahan Nopember, nilai saya rendah banget. Total score nya aja cuman 71, dengan nilai terendah di Speaking. Kemudian tanggal 7 Desember 2019 saya ikutan TOEFL IBT di Menara Imperium (Indonesia International Education Foundation) dan saya ngalamin kegagalan untuk kedua kalinya. Nilai saya hanya 74 (dengan reading 18, listening 16, speaking 19 dan writing 21). Alhasil, begitu mau test ketiga di tanggal 21 Desember 2020, saya stress berat. Bahkan saya ngalamin nggak bisa tidur 24 jam sebelum hari H test. Akhirnya, setelah 2 minggu stress karena nunggu hasil TOEFL IBT yang keluarnya lebih lama akibat liburan Natal, saya pun beroleh sukacita. Nilai TOEFL IBT saya yang terakhir 88 (reading: 21, listening 22, speaking 24, writing 21). 

Kalau teman-teman lihat, progress nilai TOEFL saya cukup menanjak dalam waktu kurang lebih sebulan. Nah, saya mau bagiin deh rahasianya. 
Tips pertama
Hal pertama yang harus dilakukan adalah berdoa dan berserah. Asli saya ngalamin banget pentingnya berdoa dan berserah. Saat persiapan tiga bulan, saya ngalamin banyak banget masalah sehingga belajar tiga bulan itu aslinya ga efektif tiga bulan. Ada beberapa minggu yang saya bolong ga belajar sama sekali karena harus beresin-beresin masalah itu. Saat ada banyak masalah dan pikiran, asli susah banget belajar TOEFL IBT yang membutuhkan konsentrasi tinggi. Namun, karena pertolongan Sang Pencipta, saya bisa melaluinya. Saya menyarakan agar para pejuang TOEFL IBT rajin-rajin meditasi dan berdoa sesuai agama dan kepercayaannya masing-masing untuk beroleh ketenangan dan kekuatan. 

Tips kedua
Beli dan berlatihlah dari buku-buku yang oke buat belajar TOEFL IBT. Saya belajar dari beberapa buku-buku di bawah ini:
1. Buku Barron, 15th edition. Menurut saya, buku ini adalah buku yang paling gampang kalau dibandingkan dengan buku yang lainnya. Buku ini bisa jadi buku pertama yang kita pakai untuk memahami strategi belajar dan bentuk soal TOEFL IBT. Di buku ini, kita diajarin cara taking notes dan tips-tips lainnya. Jadi, buat basic, buku ini oke banget. Tambahan lagi, kalau beli buku ini, kita juga mendapatkan CD latihan soal yang bisa kita pakai. Dalam CD ini, kita juga bisa tahu hasil prediksi nilai reading sama listening kita.




2. Buku yang kedua Cambridge Preparation for the TOEFL Test. Kekuatan buku ini adalah pada vocabulary nya. Asli vocabnya susah-susah banget. Namun, salah satu kunci agar kita bisa dapat score TOEFL yang bagus adalah dengan menguasai vocabulary yang banyak, khususnya yang dipakai di dunia akademis. Buku ini membantu saya banget, karena latar belakang pendidikan saya kan teologi, nah persoalannya dalam TOEFL IBT, mereka ga pandang bulu latar belakang pendidikan kita apa. Jadi, seorang pendeta kayak saya, harus bisa memahami vocab yang bersangkutan dengan geologi, biologi dan bahkan astronomi. Nangis bombay kan. Untungnya buku ini menolong banget. Sama dengan buku sebelumnya, buku ini juga dilengkapi dengan CD untuk latihan. 

 3. Buku yang ketiga adalah the Official Guide to the TOEFL Test. Nah, pas pertama nyobain test di buku ini, berasa gampang. Dan saya sempat berleha-leha. Tapi, please banget jangan mengulangi kesalahan saya. Namanya juga Official Guide, ya masih panduan gitu. Tiga test awal dari buku ini terasa mudah, tapi sisanya susah. Hahahaha.... Saya merekomendasikan beli buku ini karena buku ini dikeluarkan oleh ETS secara resmi dan soal-soalnya adalah bekas soal yang pernah dipakai test sebelumnya. Yang keren dari buku ini, mereka kasih detil cara menghitung nilai reading dan listening. Sama seperti buku-buku sebelumnya, ada CD latihannya juga loh. 



4. Buku yang keempat dan kelima, adalah buku Official TOEFL IBT TestVolume I dan II. Saya menghabiskan minggu-minggu terakhir persiapan dengan menggunakan buku ini. Soalnya, menurut saya cukup sulit. Akan tetapi, kita akan bisa merasakan sensasi TEST TOEFL IBT yang sesungguhnya saat kita ngisi soal yang ada dalam CD nya. Soal-soalnya juga merupakan soal-soal TOEFL yang sudah lama berlalu. Tapi masih oke lah buat dipakai. Jadi buku ini wajib banget kalian beli. 






Tips Ketiga
Berhubung nilai speaking saya ancur banget, saya akan membagikan cara agar meningkatkan score speaking kita. Saya awalnya score speaking pada saat pretest itu cuman 14. Di test terakhir, melonjak signifikan sampai 24. Kalau kalian merasa belepotan pada saat speaking, ini wajar banget karena kita kan biasanya bicara pakai bahasa Indonesia atau bahasa daerah. Selain itu, pendidikan Bahasa Inggris di Indonesia kan cuman menekankan grammar (yang menurutku salah total). Padahal, belajar bahasa asing harusnya dimulai dari denger dan ngomong, kayak bayi yang baru belajar bahasa. 

Jadi untuk meningkatkan nilai speaking kita mulailah dengan thinking in English, jangan suka menerjemahkan dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris. Ingat, kita bukan google terjemahan. Jadi, pas bangun pagi, saya selalu melihat sekeliling kamar saya dan menyebut benda-benda dalam bahasa Inggris, mulai dari bed, cup, bible, door, etc. Latihan ini melatih otak kita untuk berpikir dalam bahasa Inggris. Cobalah buat cuek, di manapun sebut pake mulut, jangan di dalam hati doank karena ini beda dampaknya. 

Di bulan Nopember akhir, saya baru nemu satu komunitas belajar Bahasa Inggris yang keren banget: https://speakingclubonline.com/  Di sini Borris dan Cherry (host nya) memberikan topik-topik khusus untuk dibahas gitu. Dulu, saya bayar kurang lebih 14 USD per bulan dan bisa ambil topik dan waktu sesukanya. Tapi kabar baiknya, selama masa Covid 19 ini, mereka menggratiskan biayanya. Jadi, kita bisa ngobrol sama orang-orang dari mancanegara dalam bahasa Inggris. Sebagian besar dari peserta adalah pejuang TOEFL IBT dan pejuang IELTS. Jadi group ini positif banget dan sampai sekarang kalau lagi ga ada tugas, saya pasti masih ikutan. 

Tips Keempat
Tips keempat ini buat meningkatkan nilai listening kita. Caranya sederhana banget tapi butuh konsistensi: dengerin podcast dan youtube dalam bahasa Inggris. Bersyukur banget, Tuhan itu tahu banget apa yang saya butuhkan. Tiba-tiba cici sepupu saya: Yael, nawarin spotify gretong gitu, karena dia beli paket untuk family. Mantep banget dah penyertaan Tuhan.

Well, balik lagi soal dengerin podcast, dengerin podcast juga ga gampang. Awal-awal saya langsung dengerin national geographic dan siaran BBC, tanpa teks. Alhasil saya stress banget karena sebenarnya kemampuan mendengarkan dalam bahasa Inggris saya gak sebagus itu. Jadi saya mengganti metode belajar saya. Saya mendengarkan dari siaran dan film yang sangat sederhana: film dan podcast untuk anak-anak. Kalau kalian langganan spotify, bisa cek beberapa channel ini:
a. Brains on! (buat anak-anak lucu banget asli)
b. Brain stuff
c. On being with Krista Tippet
d. BBC news dan National Geographic

Cobain sesuai urutan yah biar gak kaget hahaha....
Sambil dengerin, coba belajar taking notes, alias mencatat hal-hal yang penting. Hal ini berguna banget loh. 

Tips kelima
Tips kelima ini buat ningkatin writing. Cobalah berpikir sistematis dan simple saat membuat sebuah tulisan. Gaya tulisan orang Amerika itu to the point dan tidak mengulang-ulang. Kemudian, kuasai vocab baru setiap harinya. Catat itu vocab dan buat kayak list dengan kreativitas kamu. Asli saya bawa itu vocab kemana-mana, sampai dijadiin gantungan kunci. LOL. Bahkan, rapat pun saya bawa, sampai disenyumin orang lain. Hahaha... Tapi bodo amat, yang penting usaha kan...Heuheuheu...

Tips keenam
Untuk memperkuat reading, rajin-rajin baca berita dalam bahasa Inggris, bahkan kalau bisa baca buku teks dalam bahasa Inggris. Ini membantu banget. Nah, kalau mau tau tips detil soal strategi reading, silakan baca buku-buku yang sudah saya rekomendasikan. 

Nah selain membagikan enam tips itu, kita juga sebaiknya mencari tempat test TOEFL IBT yang paling nyaman. Menurut aku, tempat TEST TOEFL yang paling nyaman itu di Menara Imperium (Indonesia International Education Foundation). Kenapa? Karena yang ikutan testnya sedikit banget dan ruangannya bersih plus privat banget. Kalau di tempat lain, yang ikutan test bisa puluhan orang. Jadi kebayang kan perjuangan konsentrasi kita itu dahsyat banget. Kalau kita speaking dan semua orang di ruangan itu speaking juga. Dahsyat bener deh. 

Tapi sih, menurut saya ujung-ujungnya balik ke Tuhan. Waktu saya ikut test di menara Emporium, nilai saya ga sampai target. Nah, pas saya ikutan test TOEFL kedua di daerah PIK, malah lolos. Padahal yang ikut sampe kayak se-RT bos. hahaha... 

Terakhir, saya membagikan tips ini sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan karena saya tahu tanpa pertolongan Tuhan, nggak mungkin juga rasanya bisa mencapai nilai segitu. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan spesial untuk  mbak Isti, sahabat saya yang membantu perjuangan dan nggak lelah ngajarin saya TOEFL IBT. Tak lupa saya juga mendoakan rekan-rekan sekalian para pejuang TOEFL IBT, semangat.... Selamat belajar di masa pandemi Covid 19. Selesai Covid 19, semoga nilai TOEFL IBT nya bagus yah..

Jakarta, 21 April 2020
YIR