Minggu, 21 April 2019

Memori tentang Kristus

Lukas 24:1-12.

Semakin tua, orang biasanya makin mudah lupa. Saya sendiri adalah orang yang pelupa. Pernah suatu waktu, saya lupa menyimpan kunci mobil di mana. Sampai, teman-teman pemuda remaja sibuk membantu mencari kunci mobil. Ternyata, kunci mobil saya ada di dalam mobil yang terkunci, sehingga kaca mobil harus dicongkel.

Nah, yang aneh, walaupun saya punya kelemahan di sana-sini dalam hal short memory. Ada memori-memori yang selalu teringat dalam hidup saya. Misalnya, memori ketika almarhumah nenek saya menyuapi saya di masa kecil, memori ketika mama saya sakit, memori ketika saya ditahbis. Semua memori yang manis dan pahit, namun penuh dengan penyertaan Tuhan, itulah yang tersimpan dalam ingatan saya.

Memori punya peran penting di dalam hidup manusia. Khususnya memori tentang kasih sayang. Saya pernah tinggal bersama dengan seorang nenek yang dimensia selama 3 bulan pada saat saya praktik jemaat. Dia lupa pada banyak hal. bahkan dia lupa nama anaknya. Akan tetapi, dia mengingat rasa cinta dari orang-orang di sekitarnya.

Memori adalah anugerah Tuhan. Memori tinggal dalam rasa yang tersimpan. Tuhan memakai memori yang tersimpan pada perempuan-perempuan yang datang ke kubur Yesus untuk menyadarkan mereka bahwa Kristus bangkit. Lukas 24:8 mengatakan, “Maka teringatlah mereka akan perkataan Yesus itu.” Bahkan, memori mengalahkan peristiwa supranatural seperti penampakan dua orang yang memakai baju berkilau-kilauan.
Memori membawa para perempuan itu pada perjumpaan mereka dengan Yesus. Ketika mereka mendengarkan sabda yang hidup, ketika mereka merasakan keindahan relasi dengan Yesus, walaupun pada sebelumnya mereka belum memahami seutuhnya apa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus.

Di dalam hidup ini, terkadang kita masuk ke dalam masa-masa berat. Kita sedih dengan keadaan yang tidak seperti harapan kita. Sama seperti perempuan-perempuan yang pergi ke kubur Tuhan Yesus. Mereka disekap oleh kesedihan dan ketiadaan pengharapan. Akan tetapi, saat kita sedih dan saat hidup terasa gelap, ingatlah kembali masa-masa ketika kita berjumpa dengan Tuhan Yesus. Ingatlah masa-masa ketika Tuhan pun pernah menolong kita. Ingatlah kasih Tuhan yang selalu hadir di hidup kita. Maka, pelan-pelan mata kita akan terbuka. Kita berani menatap dengan berpengharapan, melawan semua luka dan kepedihan.

Memori yang Tuhan anugerahkan membuat kita sadar bahwa kita dicintai dan berarti, sehingga kita belajar berpengharapan. Itulah yang menjadi daya dorong bagi kita untuk bersaksi. Bersaksi menyatakan pengharapan dan Kristus yang hidup di dalam hidup kita. Lukas 24:9-10 “Dan setelah mereka kembali dari kubur, mereka menceriterakan semuanya itu kepada kesebelas murid dan kepada semua saudara yang lain. 24:10 Perempuan-perempuan itu ialah Maria dari Magdala, dan Yohana, dan Maria ibu Yakobus. Dan perempuan-perempuan lain juga yang bersama-sama dengan mereka memberitahukannya kepada rasul-rasul.”

Kita diundang untuk bersaksi di dalam hidup kita. Berceritalah tentang pengalaman masa lalu di mana Tuhan menyertai kita dan ceritakanlah juga pengalaman masa kini, di mana kita dapat mensyukuri berkat Tuhan.

Terus bersaksilah! Sampaikan berita Paskah tentang pengharapan. Sampaikanlah walaupun kadang kita lelah, karena mungkin ada orang-orang yang tak mempercayai apa yang kita saksikan. Para murid tidak percaya kepada perempuan-perempuan ini. Hanya Petrus yang bergerak. Tapi, tidak apa-apa, yang penting terus bersaksi. Jangan putus asa dan rasakan kehadiran Tuhan

Selamat Paskah!

Jakarta, 20 April 2019
(Ditulis ketika merenungkan memori tentang penyertaan Tuhan yang bangkit
Dalam garis batas kelam-bercahaya)

YIR