Rabu, 02 April 2014

Sepenggal coretan

Hal yang membuat spiritualitas kita kering adalah kenihilan pengalaman perjumpaan dengan Tuhan. Ini bukan berarti kita tidak pernah berjumpa dengan Tuhan. Ini berarti bahwa kita tidak pernah merefleksikan perjumpaan dengan Tuhan. Perjumpaan dengan Tuhan menjadi hal yang biasa dan tak terasa. Ketiadaan refleksi akan perjumpaan dengan Tuhan membuat kita hanya bicara dalam tataran kognitif: "Ya, Tuhan itu baik. Tuhan itu juru selamat. Tuhan itu sahabat." Betul, kita tahu namun kita tidak dapat merasakannya. Sebenarnya, ketika kita dapat merasakan pengalaman akan Tuhan dan mengenal siapa Dia, kita akan berjuang sampai akhir untuk mencintai-Nya dan melayani-Nya.

Tulisan ini semata-mata bukanlah sebuah tulisan kognitif. Tulisan ini adalah tentang rasa yang tersamar dalam deretan huruf-huruf. Tulisan ini adalah hasil dari sebuah momen pengenangan akan berbagai peristiwa perjumpaan dengan Tuhan yang membuat saya begitu mencintai-Nya. Walaupun harus mengalami rasa pedih perih, Tuhan ada bersama-sama dengan kita. Ia telah menunjukkan mercusuar yang telah saya cari. Ia yang akan menolong saya menaiki dan melihat ujung jalan ini.

Ketika jalan tampak suram
Ingatlah bahwa Ia pernah melalui jalan ini
Ketika kamu merasa sendirian
Rasakanlah bahwa Ia mendampingimu
Ketika kamu merasa tak dapat keluar dari pusaran
Rasakanlah bahwa Ia sedang menggapai tanganmu
Ketika kamu merasa dikecewakan
Percayalah Ia dapat mengubah hati
Ketika kamu merasa dipojokkan
Rasakanlah bahwa ia memelukmu di sudut terjauh dari kehidupan
Ketika kamu tidak mampu berjalan
Rasakanlah bahwa Ia dengan sabar sedang memapahmu

Biarlah Roh Tuhan terus menyala-nyala dalam diri kita. Kiranya Roh Tuhan menolong kita untuk berjuang, apapun yang kita hadapi di dalam hidup ini.
4 Maret 2014
YIL

Tidak ada komentar: