Tuhan,
Tubuhku berat
Aku seperti mengulang peristiwa berat
Yang mungkin tak serupa
dalam malam kelam
dalam resah terik mentari
dan dalam pagi yang tanpa asa
Aku ingin melarung masa lalu
agar teriakan-teriakan perih
dan diam kejam yang kubenci
tak aku temui lagi
Aku tak mau terbelit
Aku tak mau terlilit
mengekang hidupku oleh penyulut
hingga menjadi perih dan sakit
Terkadang kehadiranmu membuatku
ingin berlayar bersamamu di dalam-Nya
untuk berteman dengan malam
untuk tersenyum pada mentari
untuk menari bersama pagi
Namun terkadang perih masih membiru
dalam gelombang trauma masa lalu
baik padaku dan padamu
Terkadang aku ingin kita mengembangkan layar
Namun terkadang aku ingin menutupnya
Dalam rasa yang kadang tak menentu
Mampukah kita melawan mabuk angin buritan
saling menatap keteduhan dalam bola mata masing-masing
dalam penerimaan akan ketakutanku
dan dalam ketakutanmu dalam berlayar
Tuhan,
kami manusia rapuh
yang ada dalam perahu-Mu
dengan berbekal dayung kasih
akankah kami tiba di pelataran?
Dan berlayar menuju seberang?
Jakarta,
1 September 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar