Kita tentu saja, mengetahui deretan nama nabi yang terkenal
seperti Musa, Elia, Elisa, Yunus, dan lain sebagainya. Namun, Alkitab mencatat
juga nama-nama nabi yang barangkali jarang kita dengar. Salah satu nabi yang jarang
kita dengar namanya adalah Nabi Oded. Nabi Oded adalah nabi yang hidup dalam
masa pemerintahan Raja Asa. Namanya hanya disebut tiga kali dalam Alkitab,
sehingga kisahnya masuk dalam narasi kecil yang barangkali jarang kita perhatikan.
Akan tetapi, pesan yang disampaikan oleh Nabi Oded dalam 2 Tawarikh 28: 9-14
sangatlah kuat. Ia menyampaikan pesan persahabatan kepada bala tentara Kerajaan
Israel Utara yang baru saja menang dan membawa sejumlah tawanan yang
diperbudak dari Yehuda. Nabi Oded dengan
berani menyuarakan suara Tuhan yang berisi pesan persahabatan. Ia memprotes perlakuan
para tentara kepada para tawanannya. Ia mengatakan bahwa tawanan itu adalah
saudara mereka juga. Karena itu, ia mendorong para tentara untuk mengembalikan
para tawanan itu. Bahkan sebelumnya, mereka mengobati para tawanan itu serta membagikan
pakaian, sepatu, makanan, dan minuman kepada para tawanan yang memerlukannya.
Setelah itu, barulah tentara Israel Utara itu kembali ke tempat tinggalnya di
daerah Samaria.
Seperti
sepenggal kisah Nabi Obed dalam Alkitab, narasi-narasi kecil yang bermakna juga
dapat kita temukan dalam berbagai narasi besar lainnya. Sebagai contoh,
beberapa hari yang lalu saya bersama dengan guru-guru SBI Kasih Yesus
mengunjungi museum Benteng Heritage di Tanggerang. Di Museum itu, pemandu
museum menjelaskan kisah pelayaran Laksamana Ceng Ho dan armada kapalnya yang
besar (bahkan lebih besar daripada kapal Victoria milik Colombus!). Satu hal yang
menarik, saya membaca sebuah narasi dalam sebuah papan penjelasan besar yang
tidak dijelaskan secara lisan oleh pemandu tur museum. Dikisahkan bahwa
Laksamana Ceng Ho adalah penganut Muslim yang taat dan ia tidak pernah membawa
misi ekspansi atau penjajahan. Ia justru membawa misi persahabatan saat
berlayar. Ia mau berbagi ilmu dengan mengajarkan kepada orang-orang yang ia
jumpai di darat mengenai teknik pertanian dan peternakan. Loh koq bisa? Tentu
saja, karena di dalam kapalnya ada ladang pertanian. Woww....
Narasi-narasi
kecil lintas agama dan etnis itu mengajarkan kepada kita semua bahwa
nilai-nilai cinta kasih dan persahabatan hadir di sepanjang sejarah umat
manusia. Kekerasan-kekerasan atas nama agama yang terjadi akhir-akhir ini,
seharusnya tidak menyurutkan semangat kita untuk menyerukan bahwa kita
mensyukuri persahabatan di tengah perbedaan. Selamat mensyukuri makna cinta
kasih dan persahabatan Allah, sambil mengingat tagline GKI Kayu Putih untuk
periode tahun pelayanan mendatang. semua
sahabat, sahabat semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar