Senin, 13 Agustus 2012

S-E-N-D-I-R-I


Dalam semarak gempita pancaran kegembiraan serta kesibukan yang melilit mengitari diri, aku memilih untuk menepi pada titik sendiri. Ya, hanya untuk sesaat saja, tidak lama. Aku hendak pergi meninggalkan semarak dan kesenangan-kesenangan itu. Kulakukan ini, bukan karena aku adalah seorang masokis! Pusaran sepi dan keheningan menuntun jiwa ini untuk memeriksa hamparan alasan keberadaan diri. Kunikmati sepi. Tiada bising kendaraan. Tiada bising orang bernyanyi. Tiada bising orang berdebat. Tiada bising senda gurau. Tiada tangisan. Dalam ketiadaan itu, aku membuka hamparan keberadaan diri. Kutemukan kegelisahan. Kutemukan kejenuhan. Kutemukan kecurangan. Kutemukan ambisi. Kutemukan kesombongan. Kutemukan dendam. Kutemukan kebahagiaan semu akan cinta dan harapan palsu. Aku tertunduk malu. Penyesalan menjadi kata kunci dalam ruang batinku. Aku telah merebut tahta milik Dia yang harusnya menjadi sentral hidupku. Ampuni aku ya Khalik, aku sungguh tak layak. Tariklah aku dalam lumpur penyesalan. Rengkuhlah aku dalam rahimMu.   
Dalam pusaran keheningan, 13 Agustus 12

Tidak ada komentar: