Dalam semarak gempita
pancaran kegembiraan serta kesibukan yang melilit mengitari diri, aku memilih
untuk menepi pada titik sendiri. Ya, hanya untuk sesaat saja, tidak lama. Aku
hendak pergi meninggalkan semarak dan kesenangan-kesenangan itu. Kulakukan ini,
bukan karena aku adalah seorang masokis! Pusaran sepi dan keheningan menuntun
jiwa ini untuk memeriksa hamparan alasan keberadaan diri. Kunikmati sepi. Tiada
bising kendaraan. Tiada bising orang bernyanyi. Tiada bising orang berdebat. Tiada
bising senda gurau. Tiada tangisan. Dalam ketiadaan itu, aku membuka hamparan
keberadaan diri. Kutemukan kegelisahan. Kutemukan kejenuhan. Kutemukan
kecurangan. Kutemukan ambisi. Kutemukan kesombongan. Kutemukan dendam. Kutemukan
kebahagiaan semu akan cinta dan harapan palsu. Aku tertunduk malu. Penyesalan menjadi
kata kunci dalam ruang batinku. Aku telah merebut tahta milik Dia yang harusnya
menjadi sentral hidupku. Ampuni aku ya Khalik, aku sungguh tak layak. Tariklah
aku dalam lumpur penyesalan. Rengkuhlah aku dalam rahimMu.
Dalam pusaran keheningan,
13 Agustus 12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar