Minggu, 08 Januari 2012

TERANG YANG MEMBAWA KERUKUNAN

Rabu, 4 Januari 2012
Yesaya 60:3-6

                Pada tahun 2011, saya mencatat ada banyak penderitaan yang harus dialami oleh orang Kristen. Misalnya saja, pada bulan September 2011 terjadi peristiwa pemboman gereja di Solo. Tidak hanya itu, sepanjang tahun ini kita menyaksikan pergumulan GKI, khususnya GKI Taman Yasmin, untuk memperoleh hak menggunakan gedung gerejanya sebagai tempat beribadah. Berbagai peristiwa ini sungguh menyedihkan karena menunjukkan rapuhnya pilar-pilar bangsa Indonesia yang menjunjung Bhinneka Tunggal Ika. Di manakah kesatuan dalam keberagaman itu?
Sebagai kesatuan Tubuh Kristus, tentunya kita merasakan kepedihan dari saudara-saudara seiman kita yang mengalami penganiayaan dan kesulitan untuk beribadah. Pertanyaannya, apakah kita pesimis terhadap keadaan ini? Atau apakah kita masih memiliki pengharapan bahwa kebebasan beragama dan kedamaian antar umat beragama akan terjalin di Indonesia?

Pendalaman teks Alkitab
·         Siapa yang datang kepada Israel? (ayat 3 dan 4)
·         Apa yang membuat Israel akan berseri-seri dan menjadi heran? (ayat 5 dan 6)

Renungan
                Yesaya 60:3-6 ini melukiskan sebuah nubuatan akan terciptanya kondisi yang menyenangkan. Digambarkan bahwa bangsa-bangsa akan datang berduyun-duyun kepada terang yang turun di atas Israel. Bangsa-bangsa mana sajakah yang dimaksud oleh Yesaya? Salah satu bangsa yang dimaksud Yesaya diantaranya adalah Bangsa Midian dengan suku Efa (ayat 6).
Tentu saja nubuatan ini bukanlah peristiwa yang biasa-biasa saja. Mengapa? Karena nubuatan Yesaya ini merupakan nubuatan akan adanya kedamaian di antara bangsa-bangsa. Bangsa Midian dengan sukunya Efa bukanlah bangsa yang berlaku baik terhadap bangsa Israel. Mereka pernah datang ke Palestina dan merampas hasil pertanian bangsa Israel (Hak 6:3-6). Tentunya, hubungan antara pihak yang dirampas dengan pihak yang merampas tidaklah baik. Namun, dalam nubuatan ini dikatakan bahwa bangsa Midian itu akan datang dan memberikan emas dan kemenyan. Nubuatan ini menunjukan bahwa ada sebuah pengharapan akan pemulihan dan kedamaian di antara bangsa-bangsa. Oleh karena itu, sekali lagi, tidak ada tempat bagi orang-orang yang pesimis akan terjadinya kedamaian dan kerukunan di negeri kita ini!
Di dalam ayat ke-3, dikatakan bahwa bangsa-bangsa akan datang kepada terangmu. Saudara, ayat ini ingin menggambarkan bahwa bangsa-bangsa akan datang kepada kita jika hidup kita memancarkan terang yang asalnya dari Allah. Tentunya, bangsa-bangsa tidak akan datang jika kita tidak memancarkan terang itu. Oleh karena itu, kita harus menunjukkan keberadaan terang melalu cara hidup kita di mana pun kita berada. Terang itu mengajarkan kepada kita untuk mengasihi sesama manusia, siapapun itu, seperti diri kita sendiri. Kita tetap harus mengasihi sesama kita walaupun ia menganiaya kita, siapapun itu tanpa memandang suku, agama dan rasnya. Masihkah kita memiliki pengharapan akan terciptanya kedamaian dan kerukunan di Indonesia? Maukah kita menjadi terang agar tercipta kedamaian di negeri ini?

“Berbahagialah orang yang membawa damai karena mereka akan disebut anak-anak Allah”
(Matius 5:9)

Tidak ada komentar: