Minggu, 08 Januari 2012

TERANG YANG MERUNTUHKAN TEMBOK PEMISAH

Sabtu, 7 Januari 2012
Efesus 3:1-6

                Arek-arek Suroboyo pasti tahu stadion Gelora 10 November. Gelora 10 November biasa dipakai untuk pertandingan sepakbola. Namun, Gelora 10 November ini bisa berubah “fungsi” menjadi “ring tinju” antara suporter bola, khususnya ketika diadakan pertandingan antara Persebaya dan Arema Malang.
Fenomena ini menunjukkan ada banyak tembok pemisah dalam kehidupan kita. Tembok pemisah ini tidak hanya antara Bonek dan Arema. Tembok pemisah juga dapat muncul karena perbedaan usia, jenis kelamin, suku, agama dan lain sebagainya. Tembok pemisah ini seringkali membuat manusia saling membenci dan enghancurkan karena manusia seringkali diracuni oleh sikap eksklusif dan merasa paling benar. Ia merasa kelompoknya adalah yang paling berharga dan kelompok lain tidak berharga. Sikap-sikap seperti inilah yang mendorong terjadinya permusuhan antar kelompok masyarakat. Pertanyaannya, apa yang Tuhan ajarkan kepada kita untuk menghadapi berbagai tembok pemisah ini? Mari mendulang makna melalui Pendalaman Alkitab berikut ini!

Pendalaman Teks Alkitab
·         Apa tugas penyelenggaraan kasih karunia Allah kepada Paulus? (Ef.3: 2&6)
·         Siapa saja yang berhak menjadi ahli waris kerajaan Allah? (Ef.3:6)

Renungan
Pada masa itu, orang Yahudi bersikap eksklusif. Mereka menganggap bahwa orang non-Yahudi tidak layak dan tidak berhak untuk menjadi ahli waris kerajaan Allah. Mereka merendahkan orang non-Yahudi. Mereka bahkan tidak mau makan bersama-sama dengan orang non-Yahudi.
                Dalam rangka menyikapi kondisi tersebut, Paulus menyampaikan suatu berita yang mengejutkan. Dalam ayat yang ke-6, Paulus mengatakan bahwa karena berita Injil, orang non-Yahudi berhak menjadi ahli waris Kerajaan Allah dan menjadi anggota dalam kesatuan tubuh Kristus. Ini berarti bahwa Injil Kristus meruntuhkan “tembok pemisah” antara orang Yahudi dan non-Yahudi. Tentu saja, berita ini menjadi sebuah berita yang mengejutkan bagi orang Yahudi yang sangat eksklusif.
                Paulus sendiri mengaku bahwa karena anugerah Allah, dirinya diutus untuk menyampaikan berita yang mengejutkan ini. Ia meyakini dirinya diutus Allah untuk menyampaikan rahasia Allah yang ingin merajut kedamaian di antara umat manusia. Rahasia itu berisi berita tentang kehadiran Kristus sebagai pemersatu dunia. Maksudnya, Kristus telah menghancurkan tembok pemisah antara orang Yahudi dan non-Yahudi.
                Pada saat ini Paulus sudah tidak ada, namun kitalah yang bertugas menjadi penerus berita yang disampaikan oleh Paulus. Dalam kehidupan ini, kita dipanggil untuk menjadi pembawa damai dan bukan menjadi perusuh. Bangga terhadap tim sepak-bola yang kita dukung, bangga menjadi suku tertentu, bangga terhadap adat istiadat suku kita, serta bangga terhadap agama kita  bukanlah hal yang salah. Namun kebanggaan itu akan menjadi tidak sehat ketika kita merasa paling hebat dan menjadi arogan sehingga merendahkan kelompok lain bahkan membangun tembok pemisah.             Tuhan memanggil kita untuk menyaksikan Sang Terang yang meruntuhkan tembok pemisah dalam kehidupan sehari-hari. Semoga kita senantiasa bersemangat seperti Paulus dan tak jemu-jemu menyaksikan Sang Terang yang menghancurkan tembok pemisah itu. Selamat bersaksi!

“Allah adalah Allah yang menciptakan keberagaman. Kedamaian hadir ketika kita menghargai keberagaman yang diciptakan Allah”

Tidak ada komentar: