Minggu, 08 Januari 2012

TERANG YANG MEMBERI KEBERANIAN BERSAKSI

Minggu, 8 Januari 2012
Efesus 3:7-12    
               
                Di internet, ada sebuah artikel yang berjudul 10 Ilmuwan yang Bunuh Diri karena Putus Asa. Salah satu ilmuwan yang bunuh diri adalah Edwin Amstrong, penemu gelombang radio FM. Ia menggagas penelitiannya sejak ia menuntut ilmu di universitas. Pada tahun 1914 ia mendapatkan hak paten atas penemuannya. Kendatipun demikian, pada usia 63 tahun ia bunuh diri dengan melompat dari apartemennya di lantai 13. Ia bunuh diri karena ia putus asa dan frustasi. Ia kehilangan semangat untuk berkarya karena ia tidak tahan dengan cercaan banyak orang yang meremehkan gagasannya. Selain itu, ada pihak yang menganggap bahwa gagasannya akan menghancurkan radio AM.
Edwin Amstrong adalah tipe orang yang tidak mampu meneruskan karyanya ketika harus menghadapi situasi sulit. Edwin Amstrong berbeda dengan Paulus, yang berani bersaksi dan berkarya walaupun ia diterpa kesulitan dan penderitaan. Tuhan menginginkan kita untuk mengikuti teladan Paulus yang berani bersaksi walaupun dihimpit penderitaan. Mari kita menyelami Firman Tuhan melalui pendalaman Alkitab hari ini.

Pendalaman Teks Alkitab
·         Pada saat itu, Paulus berada di dalam penjara. Apa yang Paulus rasakan saat itu? (Ef. 3:12)
·         Di tengah kondisinya saat itu, hal-hal apa sajakah yang Paulus lakukan? (Ef. 3: 8)

Renungan
Pada saat surat ini ditulis, Paulus sedang menjadi tahanan rumah untuk menunggu pengadilan yang akan dilakukan di hadapan kaisar Nero. Orang yang dipenjara pasti merasa menderita dan tidak bebas karena kegiatannya selalu diawasi oleh para prajurit Romawi.
                Satu hal yang kita dapat pelajari dari Paulus adalah ia tidak melihat penderitaannya sebagai halangan untuk mengakhiri hidupnya atau pun lari dan menyangkali Tuhan. Ia memiliki cara pandang yang berbeda terhadap penderitaan itu. Dengan rendah hati, ia menghayati penderitaan itu sebagai sarana untuk mengabarkan Injil kepada orang-orang non-Yahudi yang belum mengenal Kristus (Ef.3:8). Oleh karena itu, di tengah-tengah penderitaannya, rasul Paulus mendapatkan kekuatan dari Allah untuk tetap bertahan dan berkarya. Paulus berani bersaksi karena ia yakin bahwa Allah akan memeliharanya di tengah-tengah penderitaan itu.
                Saudara, menjadi pengikut Kristus bukanlah suatu hal yang mudah karena kita harus mengikuti teladannya-Nya dalam kondisi suka maupun duka. Mungkin kita akan mendapatkan hinaan dan tekanan di lingkungan kita ketika kita berupaya memancarkan terang Allah dengan hidup benar. Beranikah Saudara setia memancarkan kasih Kristus melalui tindakan kita dalam hidup sehari-hari, walaupun dalam situasi bahaya dan derita? Untuk menghayatinya, mari bernyanyi dari NKB 213, Kita Sudah Ditebus Oleh-Nya, bait ke-2.

Waktu suka atau waktu duka,
walau badai datang melandamu;
Janganlah jemu melayaniNya,
sanjung Rajamu!
Refrein: Mari bawa padaNya segenap talentamu
serta hidup mengikuti firmanNya!
Taat dan setialah walau sukar jalanmu,
hidup kudus agar kasihNya pun nyatalah!

“Ukuran sebenarnya dari seorang manusia bukan pada bagaimana ia bertindak saat ada dalam zona nyaman melainkan pada saat ia menghadapi tantangan.” (Martin Luther King)

Tidak ada komentar: