Selasa, 25 Oktober 2011

Hidup itu Ibarat Membatik!



Saya tidak pernah membayangkan bahwa proses pembuatan batik tulis itu sangat sulit. Beberapa waktu lalu, saya dan ibu saya berkunjung ke lembur batik yang terletak di kota Cimahi. Saya berbincang-bincang dengan salah seorang pelayan di lembur batik itu. Awalnya saya bertanya kepadanyaitu, ”Pak mengapa harga batik tulis sangat mahal?”
Dengan tersenyum, ia menjawab, ”Harga batik tulis sangat mahal karena proses pembuatan batik tulis itu sangat rumit, Neng. Kunci pembuatan corak kain batik adalah ketekunan dan kesabaran. Membuat corak kain batik dimulai dengan membuat pola di selembar kertas putih. Pembatik mengerahkan segenap kreatifitas dan imajinasinya agar pola kain batik itu menjadi indah dan sarat makna. Setelah menggambar pola, ia harus mewarnai kain batik itu dengan tekun dan teliti. Ketidaksabaran dan kesembronoan dalam melukis dapat merusak coraknya. Perlu diakui, ada kalanya pembatik itu merasa jenuh dan putus asa, apalagi para pembatik yang baru dalam tahap belajar. Namun, ada kepuasan tersendiri ketika corak batik tulis itu dapat diselesaikan dengan optimal.”
Percakapan singkat itu membantu saya dalam merefleksikan pengembaraan hidup kita, sebagai orang Kristen. Hidup itu ibarat membatik. Kita dipanggil untuk berkarya, melukis corak batik yang indah dan sarat makna. Hidup orang Kristen harus bermakna dan mencerminkan kasih Kristus. Namun, hal itu tidaklah mudah. Dalam pengembaraan kehidupan kita, ada saatnya kita bergumul. Ada kalanya kita lelah karena harus selalu bertekun dalam menghadapi berbagai persoalan hidup yang menghimpit. Dalam rintihan yang lirih, kita mengadu, ”Tuhan mengapa aku harus menderita seperti ini?”
Sekali lagi, hidup itu ibarat membatik! Bila saat ini kita sedang bergumul dan merintih dalam kepedihan, ingatlah bahwa sikap ketekunan dan tahan uji akan menghasilkan buah yang indah. Sebagai buahnya, kita akan melihat ”batik yang indah” pada waktunya nanti. Sungguh benar Firman Tuhan yang disampaikan oleh Rasul Paulus dalam kitab Roma 5:3-4 ”... karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.” Selalu ada pengharapan sebagai dampak dari ketekunan dan tahan uji! Selamat bersabar dan bertekun!

Tidak ada komentar: