Selasa, 25 Oktober 2011

Selamat Ulang Tahun, Semoga Anda Semakin Memaknai Hidup!


Tubuhnya begitu renta. Tubuhnya nyarus tak berdaging.
Sudah hampir setahun ia kehilangan berat badannya yang semula
Salah satu organ tubuhnya dihinggapi makhluk bernyawa lain
Makhluk itu ingin memiliki otoritas atas tubuhnya.
Hingga, ia hanya dibalut oleh kulit tipis yang pucat.
Hampir semua rambut di kepalanya telah jatuh ke tanah.
Sorotan matanya begitu sayu dan lemah…
 seraya menanggung kesakitan yang begitu hebatnya.
Kedua kakinya sudah sangat lemas
Ia tak sanggup lagi menopang badannya untuk melangkah.
Berbicara tentang umur? Umurnya belum ada separuh baya
Hmmmh… hari ini pula ia berulang tahun
Ya, ia berulang tahun sambil merasakan duri dalam dagingnya


                Biasanya, di setiap hari ulang tahun, orang-orang selalu mengucapkan, “Selamat ulang tahun ya, semoga panjang umur!” Aku tidak mengerti mengapa manusia pada umumnya selalu berharap untuk memiliki umur yang panjang? Apakah ucapan semoga panjang umur diucapkan karena manusia takut kehilangan sesamanya?Atau apakah panjangnya umur yang dijadikan patokan universal akan kebahagiaan seseorang?
Aku terdiam melihat tubuh yang begitu renta itu
Pikiran dan perasaanku kalut
Apakah yang harus kukatakan dalam perkunjungan ini?
“Selamat ulang tahun semoga panjang umur!”
Aku rasa tidak!!!
Jika aku mengucapkan hal itu….
 sama saja dengan mengharapkan ia menderita lebih lama
Apakah yang harus kuucapkan?

Aku mencoba merasakan perihnya. Pikiranku mencoba menembus pikirannya. Dalam percakapan kami, aku menangkap seruannya kepada Tuhan, “Tuhan mengapakah Engkau memberikan penderitaan yang sangat berat ini? Lelah rasanya tuhan” Ketika kita melihat seseorang dalam keadaan yang sakit yang berat, ketidakberdayaan dan keletihan untuk hidup, masih tepatkah kita mengucapkan semoga panjang umur? Aku rasa tidak!
Tubuh renta itu menatap mataku dengan sorotan kepedihan
Keluarganya melayangkan pandangannya ke arahku
Seraya menanti  untaian kata yang teruntai dari bibirku
            Aku masih  mengatupkan mulutku
Aku sendiri mengalami kebingungan….
Aku memahami bahwa manusia hidup dalam relasi antara Allah dan sesamanya. Aku berdoa dalam hatiku, Tuhan apakah yang harus kuucaapkan kepada orang yang mengalami penderitaan yang tidak terselami ini? Mengucapkan semoga panjang umur adalah hal yang bodoh! Menurutku, panjangnya umur bukanlah hal yang utama di dunia ini. Sayang sekali apabila seorang pribadi memiliki umur yang panjang, namun ia tidak memaknai kehidupannya. Memaknai hidup semasa hidup adalah hal yang paling memesona dalam lakon pengembaraan kita.
Selamat ulang tahun, semoga anda semakin memaknai hidup!
Adalah suatu permata, ketika saya melihat anda tersenyum tadi
Di tengah kesakitan dan derita anda
karena duri yang menusuk daging
dan makhluk lain yang ingin meguasai tubuh anda
namun sesungguhnya anda hampir memenangkan
Sayembara pencarian akan makna hidup
Tuhan pemilik mahkota kehidupan
Pasti akan menyerahkan piala
Kepada anda ketika anda menyelesaikan sayembara ini

Dalam perjalanan pulangku, aku berpikir. Aku tidak tahu seberapa panjang umurku di dunia ini. Namun, satu yang pasti aku ingin belajar untuk memaknai hidupku. Ketika aku berada dalam kondisi yang tidak dapat kujawab dengan nalarku, aku ingin belajar memaknai hidupku seperti ia yang masih bisa tersenyum di tengah kesakitan dan tangisannya.
Jangan pernah mengucapkan selamat ulang tahun,
Semoga panjang umur
Kepadaku!!

Tidak ada komentar: