Selasa, 25 Oktober 2011

Sepuluh

Hari jumat malam aku menonton film yg berjudul sepuluh d sebuah bioskop yg mjd slh satu cagar budaya. Film yg berdurasi 1,5 jam ini menceritakan tentang kehidupan jakarta yg serba keras. Pesan yg dapat diambil dr film ini adalah bhw kehidupan manusia tdk pernah sempurna spt angka sepuluh,tp kita bs menjadikan hidup kita mjd lebih berarti dgn cinta dan pengorbanan. Pd film ini terjadi pengambilan keputusan etis d tengah kondisi yg sgt sulit,ya... prima facie. Alurnya diceritakan dgn sangat kronologis. Dimulai dgn kisah seorang wanita yg bernama yanti. Ia ditangkap komplotan polisi krn dituduh sbg bandar narkoba. Wanita yg tidak bersalah ini ditangkap dan meninggalkan seorang anak dan seorang suami. Sepuluh tahun berlalu,dan wanita ini pun dibebaskan. Wanita ini datang ke rumah suaminya,namun mertuanya mengusirnya,krn menganggap wanita ini yg menyebabkan anaknya kecanduan narkoba...
Sementara itu,di belahan dunia yg keras lainnya, ada sekelompok anak jalanan yg hidup d sebuah tempat lokalisasi. Ketua tempat lokalisasi ini bernama dargo. Di tempat lokalisasi ini dargo memaksa anak2 jalanan tsb mencari uang.ia juga membuka tempat prostitusi di tempat itu. Di sana jg terjadi praktik penjualan organ tubuh. Lalu terjadilah pertemuan yg sangat mengharukan antara ibu dan anak bayi yg sudah terpisah selama sepuluh tahun itu. Monki alias maria dgn yanti ibunya. Awalnya mrk tdk menyadari bhw mereka adalah ibu dan anak.namun, mereka scr perlahan menyadari dgn sendirinya. Namun sayang ketika yanti hendak meminta maria dr dargo, maria malah mengusirnya... Lalu ternyata malam itu maria yg mjd korban penjualan organ tbh anak jalanan. Maria dibeli seharga 1,5 M. Lalu gmana akhir kisahnya? Siapa yg membeli organ tubuh maria itu? Bgmana nasib dargo? Keputusan etis apakah yg diambil? bgmana nasib yanti? Semuanya itu tidak akan menjadi menarik lg jika dikisahkan d sini. Jadi,nonton donk...

Tidak ada komentar: